PEMBUATAN SILASE BATANG JAGUNG
Oleh:
Khairun Amri,S.Pt
(Disampaikan dalam pelatihan pembuatan silase
batang jagung
di Kelompok Tani Talago Selasa 10 Oktober 2017)
PENDAHULUAN
Hambatan utama petani ternak
khususnya dalam peningkatan populasi ternak yaitu terbatasnya pakan. Pakan
merupakan salah satu faktor pembatas dalam pengembangan ternak. Perluasan areal
untuk penanaman rumput sebagai pakan ruminansia sangat sulit, karena alih
fungsi lahan yang sangat tinggi.
Ketersediaan lahan sebagai
sumber pakan ternak semakin berkurang akibat digunakan lahan terbuka untuk
perumahan dan kecendrungan dari petani untuk menanam lahan dengan tanaman
pertanian yang dapat bermanfaat langsung untuk kebutuhan manusia.
Maka pemanfaatan limbah
pertanian sebagai pakan alternatif adalah salah satu solusi untuk menanggulagi
kekurangan pakan ternak ruminansia. Dengan diversifikasi pemanfaatan produk
samping yang sering dianggap sebagai limbah dari limbah pertanian dan
perkebunan menjadi pakan dapat mendorong perkembangan agribisnis ternak
ruminansia secara integratif dalam suatu sistem produksi terpadu dengan pola
pertanian dan perkebunan melalui daur ulang biomas yang ramah lingkungan (zero
waste production system).
Beberapa
contoh dari limbah pertanian yang digunakan sebagai pakan ternak diantaranya
jerami padi, jerami jagung, jeramai kacang tanah dan jerami kedelai. Namun yang
dibahas dalam tulisan kali ini adalah limbah pertanian berupa limbah jagung
yang diolah menjadi silase.
Jagung merupakan salah satu
komoditas serealia yang mempunyai peran yang strategis dan berpeluang untuk
dikembangkan karena perannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein
setelah beras.
Limbah jagung yang dapat
dibuat silase adalah seluruh tanaman termasuk buah mudanya atau buah yang
hampir matang atau limbah yang berupa tanaman jagung setelah buah dipanen dan
kulit jagung. Tanaman jagung yang tersisa dari panen jagung masih cukup tinggi
kadar airnya. Untuk pembuatan silase, dibutuhkan kadar air sekitar 60%.
Tujuan pengawetan
bahan pakan dalam bentuk segar ini yang disebut silase adalah ketika
ketersediaannya berlimpah atau pada saat
melebihi kebutuhan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan
penyimpanan bentuk segar ini, maka
kualitas gizinya tidak menurun secara dratis ketika digunakan 2 – 6 bulan
kemudian.
ALAT :
1. Alat pemotong/Chopper jika tidak ada bisa
menggunakan alat pemotong manual seperti sabit dengan panjang sekitar 5 cm
2. Sekop untuk mengaduk adonan juga boleh
dengan tangan
3. Silo (tempat untuk memproses silase)
4. Plastik untuk alas atau penutup, bisa juga
menggunakan kantong plastik
5. Jika tidak menggunakan alat no 3 dan 4
cukup menggunakan terpal sebagai alas sekaligus sebagai penutupnya.
BAHAN :
1. Batang jagung 1 ton
2. Dedak padi 10
kg
3. Molases 10-20
ltr / gula tebu 4 kg
4. Urea 2,5 kg
CARA PEMBUATAN SILASE
1. Bahan silase di potong-potong dengan ukuran
sekitar 5 cm. Pada musim hujan bahan
silase perlu dilayukan untuk mengurangi kadar air
2. Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah
dilayukan dengan dedak padi
3. Larutkan urea kedalam molases atau gula tebu yg sudah
larutkan/ direbus dengan air ±10 ltr-20 ltr.
4. larutan disiram pada bahan diatas secara merata
kemudian masukkan adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam
silo/kantung plastik.
5. Dapat juga menggunakan terpal sebagai kantong dengan
syarat
ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara.
6. Proses silase berlangsung sekitar 21 hari
7. Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak
adanya jamur dan baunya harum agak asam, maka penyimpanan dapat dteruskan
sampai saat dibutuhkan.
8. Pengambilan silase harus secara cepat dan segera
diutup kembali.
CATATAN
Produk silase batang jagung
yang baik atau sudah jadi ditandai dengan bau yang agak asam karena pH silase
biasanya rendah (sekitar 4) dan berwarna coklat muda karena warna hijau daun
dari khlorofil akan hancur sehingga limbah menjadi kecoklatan. Bila ditambah
molases, silase yang dihasilkan agak berbau sedikit harum. Walaupun baunya agak
asam, akan tetapi cukup palatabel bagi ternak.
Bila dalam proses pembuatan
silase suasana kedap udara tidak 100% maka bagian permukaan silase sering
terkontaminasi dan ditumbuhi oleh bakteri lain yang merugikan seperti bakteri
Clostridium tyrobutyricum yang mampu mengubah asam laktat menjadi asam butirat.
Proses silase berlangsung
sekitar 21 hari. hasil yang baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya
harum agak asam, maka penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar