Hingga saat ini, jagung terus menjadi komoditas utama pemasok industri pakan ternak, terutama ternak unggas.
Kebutuhan jagung setiap tahunnya cukup banyak dan terus mengalami peningkatan. karena sebanyak 51% bahan baku pakan ternak adalah jagung. Sementara 30 sampai 40% populasi unggas Sumatera barat berada di kabupaten lima puluh kota dan Kota payakumbuh. Sehingga Petani Kota Payakumbuh harus mampu untuk memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin. “Dengan tingginya kebutuhan akan jagung. Tentu ini akan menjadi bisnis yang menguntungkan. Petani jagung bisa kaya, jika mampu melihat peluang ini,” Sebagaimana pernah disampaikan Bapak walikota Riza falepi dihadapan para petani.
Untuk mensiasati peningkatan permintaan jagung tersebut, perlu di tanggapi dengan peningkatan produksi jagung, baik dengan cara peningkatan luas tanam, maupun dengan peningkatan produktivitas. Khusus Di Kota Payakumbuh untuk peningkatan luas tanam dengan membuka lahan baru akan sangat sulit kecuali lahan-lahan kecil yang masih tidur yang sangat sulit ditemukan..
Menurut Kepala Dinas Pertanian Bapak Insinyur Depi Sastra, Satu-satunya upaya yang tepat ditempuh untuk peningkatan produksi jagung di Kota Payakumbuh adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan. Upaya terobosan peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan sentuhan inovasi dan penerapan teknologi budidaya jagung.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah kota Payakumbuh, melalui dinas pertanian, melakukan kerjasama dengan BPTP Sumatera Barat, untuk melihat dan menerapkan teknologi yang sesuai dan tepat untuk kota payakumbuh dalam budidaya jagung. Salah satu teknologi yang sedang di demontrasikan adalah tanam jagung zigzak.
Kegiatan Demontrasi plot, atau demplot saat ini dilaksanakan di kelompok tani sawah tangah, Kelurahan Balai jaring Payakumbuh Timur. Demplot budidaya jagung sistem tanam zigzag menggunakan lahan seluas 0,5 Ha dengan jarak tanam zigzag 35 cm x 12.5 cm x 70 cm. Demplot ini dibiayai oleh DPA Bidang penyuluhan Dinas pertanian Kota Payakumbuh.
Sistem tanam zigzag pada budidaya jagung, merupakan salah satu cara mengoptimalkan populasi tanaman tanpa mengurangi pertumbuhan tanaman. Sistem tanam zigzag merupakan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian yang perlu didiseminasikan agar dapat diadopsi secara luas oleh petani jagung.
Demplot budidaya jagung sistem tanam zigzag menggunakan lahan seluas 0,5 Ha dengan jarak tanam zigzag 35 cm x 12.5 cm x 70 cm. Demplot ini dibiayai oleh DPA Bidang penyuluhan Dinas pertanian Kota Payakumbuh.
Komentar
Posting Komentar