Mengenal Tanaman Nilam

 


Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan (minyak nilam). Tanaman ini umum dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya, dan biasa diolah menjadi parfum, bahan dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan digunakan pada industri kosmetik.

Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.

Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter. Tumbuhan ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembap. Mudah layu jika terkena sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan bau wangi yang kuat. Bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif.

Di Indonesia, tanaman nilam memiliki beberapa varietas utama, di antaranya varietas Sidikalang (P. cablin, Benth), Lhokseumawe (P. heyneanus, Benth), dan Tapaktuan (P. hortensis, backer). Tiap varietas ini memiliki kadar PA yang berbeda-beda. Namun, sampai saat ini varietas sidikalang lebih banyak dikultivasi karena kandungan minyaknya paling tinggi dan kualitasnya paling baik. Di sisi lain, terdapat varietas nilam jawa yang secara morfologi daunnya berbeda, tetapi lebih toleran terhadap serangan bakter yang menyebabkan daun layu dan serangan nematoda, akibat kandungan fenol dan ligninnya yang tinggi.

Penanaman nilam

Untuk mendapatkan tanaman nilam dengan kualitas baik, diketahui bahwa jenis tanah yang cocok untuk ditanammi adalah tanah regosol, latosol merah, atau/dan aluvial. Budidaya tanaman nilam dapat dilakukan dengan cara vegetatif (kultur jaringan atau stek).

Menurut petani nilam di Pasaman barat, nilam bisa dan baik di tumpang sari dengan jagung dengan cara nilam ditanam 1 bulan sebelum panen jagung karena umur 0-1 bulan nilam tidak tahan sinar matahari langsung sehingga tanaman nilam bisa terlindungi tanaman jagung.  Cara kedua dengan menanam stek nilam di polybag, setelah umur 1 bulan baru ditanam di lahan. Nilam sudah bisa di panen umur 7-8 bulan, dijemur 1 hari dan dicacah baru di suling.

Minyak nilam

Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchoulol. Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini, tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap terhadap daun keringnya. Minyak nilam yang dihasilkan biasanya 1-2% dari berat bahan yang disuling.

Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA di atas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan. Minyak nilam jenis ini didapat dengan menggunakan teknik penyulingan uap kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (boiler) yang diteruskan ke dalam tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk dilakukan pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem penyulingan. Minyak nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan peralatan penyulingan yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dan peralatan tersebut hanya digunakan untuk menyuling nilam saja (tidak boleh berganti-ganti dengan bahan baku lain).

Karena sifat aromanya yang kuat, minyak ini banyak digunakan dalam industri parfum. Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini, termasuk lebih dari separuh parfum untuk pria. Minyak ini juga digunakan sebagai pewangi kertas tisu, campuran deterjen pencuci pakaian, dan pewangi ruangan. Fungsi yang lebih tradisional adalah sebagai bahan utama setanggi dan pengusir serangga perusak pakaian.

Cara terbaik yang dilakukan untuk mendapatkan minyakdari nilam adalah melakukan penyulingan terhadap daunnya. Metode penyulingan dapat meningkatkan produksi minyak tanaman ini, dengan metode penyulingan menggunakan ketel uap modern menghasilkan 2-5 kali lebih banyak minyak dibandingkan dengan cara tradisional. Selain itu, secara tradisional, untuk mendapatkan persentase kadar minyak optimum pada hasil penyulingan, proses yang dilakukan adalah dengan menjemur daun selama 6 (enam) jam dan dilayukan selama 9 (sembilan) hari.

Di Indonesia, pengolahan minyak nilam sebagai produk primer telah distandardisasi oleh Badan Standar Nasional (BSN) dengan mengeluarkan dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomoor SNI 06-2385-2006. Berdasarkan dokumen tersebut, minyak nilam merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman nilam Pogostemon cablin Benth dengan syarat mutu sebagai berikut.

 

No.

Jenis Uji

Satuan

Persyaratan

1

Warna

-

kuning muda-coklat kemerahan

2

Bobot jenis 25 °C/25 °C

-

0,950-0,975

3

Indeks Bias (nD20)

-

1,507-1,515

4

kelarutan dalam etanol 90% pada suhu 20 °C±3 °C

-

Larutan jerning atau opalesensi ringan dalma perbandingan volume 1:10

5

Bilangan asam

-

Maks. 8

6

Bilangan ester

-

Maks. 20

7

Putaran optik

-

-48° - -65°

8

Patchouli alcohol (C15H26O)

%

Min 30

9

Apha copaene (C15H24)

%

Maks. 0,5

10

Kandungan besi (Fe)

mg/kg

Maks. 25

 

Selain standar nasional, minyak nilam juga telah diketahui memiliki standar internasional, yang syarat-syaratnya tertuang pada dokumen ISO 3757:2002 sebagai berikut.

 

No.

Jenis pengujian

Persyaratan

1.

Appearance

Liquid of variable viscosity

2.

Warna

yellow to reddish brown

.3.

Odour

Leafy, humic, clinging

4.

Relative density at 20 °C

0,952-0,975

5.

Refractive Index at 20 °C

1,505-1,515

 

Kajian metabolomik nilam

Sampai sata ini, kajian metabolomik terhadpa tanaman nilam masih terbatas pada diketahuinya metabolit sekunder yang dominan diproduksi, salah satunya yakni senyawa patchouli alcohol (PA). PA merupakan metabolit sekunder yang diketahui menjadi senyawa aktif pada minyak nilam, Senyawa ini diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi, anti-gastric ulcer, dan immune modulation. Saat ini, senyawa PA terbukti menjadi senyawa yang potensial untuk menyembuhkan penyakit ulcerative colitis (UC), yakni penyakit radang pencernaan yang dapat disebabkan oleh berbagaoi faktor, seperti lemahnya respon imun. Radang yang terjadi pada pencernaan merupakan akibat dari rusaknya jaringan epitel usu yang terjadi karena adanya sekresi sitokin yang menstimulasi respon inflamatori. Pemberian PA pada hewan percobaan mencit yang disengaja menderita penyakit UC menunjukkan adanya aktivitas pencegahan penurunan berat badan dan menekan katabolisme triptofan.

Sumber: Petani nilam Pasaman Barat dan sumber lainnya

 

 



Komentar