PANEN DEMPLOT JAGUNG TANAM ZIGZAK DI KOTA PAYAKUMBUH, PRODUKTIVITAS MENINGKAT


   Satu lagi upaya Dinas Pertanian Kota Payakumbuh dalam peningkatan produktivitas tanaman jagung dapat terwujud melalui demplot jagung tanam zigzak di Kelompok tani Sawah Tangah Kelurahan Balai Jaring Kecamatan Payakumbuh Timur. Hal tersebut didapat setelah dilakukan perhitungan produktivitas melalui pengambilan ubinan panen hari ini senin 15 November 2021 dengan hasil 11,4 Ton / Ha pipilan kering panen. Bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas tanaman jagung Kecamatan Payakumbuh Timur 7 Ton/ Ha maka terjadi kenaikan mencapai 38%.  

    Panen demplot jagung tanam zigzak kali ini dilakukan dengan gotong royong anggota kelompok tani sawah tangah yang di ketuai pak Mulyadi tampak semangat melihat hasil yang alhamdulillah cukup memuaskan. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian, Kepala Bidang penyuluhan, KJF, Camat Payakumbuh Timur dan Penyuluh BPP Payakumbuh Timur.

    Kegiatan demplot ini digagas Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Bekerjasama dengan BPTP Sumatera Barat dengan menggunakan DPA Bidang penyuluhan Dinas Pertanian dan pendampingan lapangan oleh penyuluh BPP Payakumbuh Timur dalam rangka desiminasi teknologi tanam zigzak tersebut agar bisa diadopsi oleh petani.


   Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Bpk Ir. Depi Sastra dalam kesempatan tersebut berpesan kepada kelompok dan penyuluh agar dilakukan pengembangan tanam jagung zigzak ini dengan memanfaatkan lahan kosong. Karena dengan tanam zigzak ini terbukti dapat meningkatkan hasil panen tentu juga meningkatkan pendapatan petani. 

    Untuk diketahui sistem tanam zigzag ini merupakan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian yang perlu didiseminasikan agar dapat diadopsi secara luas oleh petani jagung. Keunggulan utama penggunaan teknologi sistem tanam Zig-Zag pada budidaya jagung adalah meningkatkan populasi tanaman tanpa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga mampu meningkatkan produksi 30-40%. Jarak tanam pada sistem tanam Zig-Zag diatur sedemikian rupa sehingga kerapatan tanaman tidak mengganggu penyerapan sinar matahari yang dibutuhkan pada proses fotosintesis. 

    Selain itu, penerapan sistem tanam zigzag relatif mudah tidak memerlukan teknologi yang kompleks dan keahlian khusus. Sedangkan kemungkinan kendala yang akan dihadapi dalam penerapan sistem tanam zigzag adalah penambahan biaya tanam dan pupuk karena sistem tanam ini akan meningkatkan jumlah rumpun dan tentu saja membutuhkan peningkatan volume pupuk dibanding tanam konvensional.

    Semoga teknologi tanam zigzak ini bisa menjadi salah satu upaya peningkatan produktivitas jagung di kota Payakumbuh disaat sulitnya meningkatkan luas tanam karena terbatasnya lahan.

Aamiin...


 

    

  

Komentar