Pembukaan Sekolah Lapang Ternak itik Petelur di Kelompok Tani Makmur Payakumbuh Barat

    

    Bertempat di Pondok pertemuan Kelompok Tani Makmur kelurahan Talang Kecamatan Payakumbuh Barat , Pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2023 dilaksanakan Pembukaan Sekolah Lapang (SL) Ternak itik Petelur. Sekolah Lapang (SL) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan petani peternak dalam usaha ternak itik petelur sehingga bisa berkembang menjadi usaha tani yang bisa menopang perekonomian keluarga petani.

            Dalam Acara Pembukaan SL dihadiri oleh Sekretaris Dinas pertanian Bapak Ipendi, KJF ibuk Nofriyenti, Panitia dari Bidang penyuluhan Bapak Ondri almi, Koordinator BPP Payakumbuh Barat Khairun Amri, Penyuluh WILBI Maira Dianti dan Penyuluh lainnya serta peserta SL sebanyak 14 Orang peternak. 

            Dalam Penjelasannya panitia menyampaikan bahwa SL ini dii oleh 14 orang peserta dengan jumlah pertemuan sebanyak 14 kali. Disamping disediakan bantuan tranportasi, ATK dan konsumsi setiap pertemuan panitia juga memfasilitasi bahan belajar dan praktek seperti ternak itik, bahan kandang dan pakan ternak itik.


            apa itu Sekolah Lapang?

Sekolah lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien berproduktifitas tinggi dan berkelanjutan. Sekolah lapang dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar yang cukup efektif karena sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa (Andragogi) karena sifatnya yang tidak formal, proses pembelajaran dilakukan di lapangan dimana tersedia objek nyata.

Sekolah Lapang yang dikenal dengan ciri khusus “Sekolah tanpa dinding” memiliki pengertian terbuka dan tidak kaku. Pembelajaran dilakukan secara partisipatif, dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menetapkan materi pembelajaran khusus yang
berkaitan dengan permasalahan nyata yang dihadapinya di lapangan. Proses pembelajaran Sekolah Lapang didasarkan pada Pendidikan Orang Dewasa yang dikemas dalam metode pembelajaran yang praktis, sistematis dan menarik (tidak kaku).

Berbeda dengan kegiatan belajar pada metode kursus tani, pelatihan petani dan lainnya, pelaksanaan kegiatan belajar dalam Sekolah Lapang harus bersifat fleksibel, artinya pelaksanaan masing-masing tahapan Sekolah Lapang harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan
perkembangan peserta belajar. Dengan demikian pelaksanaan jenis Sekolah Lapang yang sama, yang dimulai pada waktu yang bersamaan, pada lokasi yang berbeda dapat dilaksanakan dengan kurikulum yang berbeda, disesuaikan dengan tingkat pemahaman, tahap perkembangan
dan kebutuhan peserta. Lamanya pelaksanaan Sekolah Lapang juga dapat berbeda-beda sesuai dengan tema Sekolah Lapang dan kebutuhannya. Secara umum satu tema Sekolah Lapang dapat dilakukan sebanyak 10-12 kali pertemuan atau belajar bersama, setara dengan 5-6 bulan pelaksanaan Sekolah Lapang. Pelaksanaan kegiatan belajar dalam Sekolah Lapang
bukan pada pertemuan 10-12 kali saja, tetapi mencakup kegiatan belajar mandiri melalui praktek di lahan masing-masing dan kegiatan praktek berkelompok di luar jadwal pertemuan.

Setelah disusun tema, kurikulum dan jadwal belajar, kemudian dituangkan dalam kontrak belajar. Kontrak belajar yaitu kesepakatan yang dibuat antara petani/kelompok tani sebagai peserta Sekolah Lapang dengan Pemandu Lapangan dalam melaksanakan
kegiatan/proses belajar. Dalam kontrak belajar, harus dituangkan kesepakatan tentang :

1.      Tema,

2.      Komitmen Peserta

3.      Jadwal Sekolah Lapang

4.      Kurikulum,

5.      Tempat belajar

6.      Lokasi praktek lapang,

7.      Hak dan kewajiban peserta Sekolah Lapang dan Pemandu Lapangan

8.      Pembagian Kelompok Belajar dll

 

Untuk mengetahui tingkat pemahaman awal peserta Sekolah Lapang dan kebutuhan peserta akan materi Sekolah Lapang perlu dilakukan pre-test, dan diakhir kegiatan SL perlu pula dilakukan post-test sebagai evaluasi dan melihat perkembangan peserta SL.

Komentar